Geotextile adalah salah satu material yang biasa digunakan dalam bidang geoteknik. Dari bahasanya sendiri yang terdiri dari kata geo dan textile berarti bahwa geotextile adalah material tekstil yang digunakan di dalam tanah untuk fungsi geoteknik tertentu.
Geotextile memiliki fungsi yang beragam. Mulai dari sebagai separator maupun sebagai perkuatan. Aplikasinya pun bisa dilakukan di berbagai aplikasi seperti aplikasi lereng ataupun timbunan.
Mengenal fungsi kelas geotextile dan metode pemasangannya dapat membantu ketepatan penggunaan. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai geotextile separator kelas 1, serta perbedaan antara geotextile woven dan geotextile non woven.
Geotextile woven, apa itu?
Geotextile woven adalah sebuah lembaran material geosintetik yang terbuat dari serat sintetis dengan cara dianyam atau ditenun. Woven sendiri memiliki arti ‘menganyam’.
Salah satu kelebihan geotextile woven adalah adanya tambahan perlindungan untuk melawan sinar UV. Selain itu, lembaran material geosintetik ini juga mempunyai kekuatan tarik cukup tinggi yang membuatnya mampu mengatasi masalah perbaikan tanah.
Manfaat lain geotextile woven bisa dilihat dalam pembuatan jalan atau timbunan di atas tanah lunak seperti rawa. Pada aplikasinya di atas tanah lunak, geotextile woven memanfaatkan tensile strength nya yang cukup tinggi dibandingkan dengan geotextile non woven. Selain untuk menambah kestabilan timbunan di atas tanah lunak, adanya geotextile di dasar timbunan juga bisa menyeragamkan penurunan yang terjadi.
Beberapa contoh penggunaan umum geotextile woven adalah di lahan bekas rawa dengan kontur tanah lunak, di daerah pantai, jalan tol, lereng, hingga jalur kereta api.
Apa itu geotextile non woven?
Sementara itu, geotextile non woven merupakan material geosintetik yang dibuat tanpa menggunakan metode anyam. Terdapat proses cukup panjang untuk bisa memproduksi selembar non-woven geotextile berkualitas baik. Teknologi bonding, interlocking, atau kombinasi keduanya dimanfaatkan untuk proses penyatuan kumpulan serat yang tidak beraturan ini.
Pemanfaatan geotextile non woven sendiri sangat beragam dan kemungkinan besar sudah pernah Anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya, geotextile non woven dipakai sebagai separator dan filter pada proyek yang berhubungan dengan geoteknik.
Berbeda dengan geotextile woven, geotextile non woven memiliki kuat tarik yang rendah namun elongasi yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa geotextile non woven tidak cocok digunakan sebagai perkuatan, namun lebih cocok digunakan sebagai separasi, proteksi, ataupun filtrasi.
Lalu, apa itu geotextile separator?
Secara teknis, geotextile separator adalah geotxtile yang digunakan sebagai pemisah antara dua jenis material tanah. Geotextile separator bisa menahan partikel tanah untuk tembus, namun tetap bisa mengalirkan air dengan baik. Geotextile sebagai separator mengambil peran krusial dalam mencegah agar dua jenis tanah tersebut tidak tercampur. Karena dengan bercampurnya dua material tersebut bisa membuat tidak stabilnya timbunan atau bisa terjadi kehilangan material timbunan.
Dengan memasang geotextile separator, maka integritas dari kedua lapisan tanah granular dan tanah berbutir dapat terjaga dengan baik. Baik geotextile woven dan geotextile non woven dapat dipilih sesuai kegunaan. Geotextile separator terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
Geotextile juga berfungsi sebagai stabilisator
Pada konstruksi jalan, fungsi geotextile adalah sebagai separator atau stabilisator. Fungsi ini ditentukan berdasarkan daya dukung tanah dasar. Nilai CBR atau kuat geser digunakan sebagai parameter daya dukung. Geotextile yang cocok dengan CBR tanah lebih dari 3% adalah separator, sedangkan geotextile yang cocok dengan CBR tanah antara 1%-3% adalah stabilisator.
Perkuatan tanah yang diberikan oleh geotextile pada tanah CBR> 3% cenderung kurang efektif, sehingga fungsi utamanya hanya sebagai separator. Untuk CBR rendam 1-3%, geotextile yang dipasang akan berfungsi sebagai separator, filter, dan perkuatan.
Contohnya, geotextile pada konstruksi jalan menyediakan perkuatan pada jalan dengan dua mekanisme. Pertama, pengekangan lateral lapis agregat dan tanah sar lewat friksi dan kuncian antar agregat, tanah, dan geotextile. Kedua, fungsi geotextile sebagai membrane effect terhadap beban roda.
Agregat akan cenderung bergerak pada lapis agregat yang dilintasi kendaraan. Saat agregat bergerak, tanah dasar yang lunak akan memberikan tahanan lateral yang sangat kecil sehingga menyebabkan alur terbentuk pada permukaan. Karenanya, dibutuhkan geotextile yang mampu menahan tarikan terhadap pergerakan lateral agregat.
Selain separator, geotextile juga memiliki fungsi penyaring
Geotextile juga memiliki fungsi selain separator, yaitu sebagai penyaring. Sebab, material seperti geotextile non woven dapat digunakan untuk menahan partikel agregat yang halus. Fungsinya sebagai penyaring membuat geotextile mampu mencegah partikel halus dari pencucian maupun gerusan. Tanpa harus merusak struktur asli, elemen cairan dan agregat pun dapat dipisahkan.
Dulu pada pertengahan 1960-an, penyaring merupakan fungsi utama geotextile. Sebab, penggunaan geotextile kala itu sangat masif, khususnya di wilayah Eropa. Belanda adalah salah satu negara yang paling banyak memanfaatkan material geotextile non-woven.
Metode pemasangan geotextile non woven
Berikut beberapa tahap metode pemasangan geotextile non woven yang penting diketahui:
1. Persiapan tanah dasar
Tanah dasar merupakan lapisan tanah yang paling bawah dan paling dominan dalam menahan beban konstruksi. Persiapan tanah dasar bertujuan agar lapisan berupa tanah asli atau tanah galian ini dapat mendukung lapisan-lapisan perkerasan yang berada di bagian atasnya.
Untuk melakukan persiapan tanah dasar, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah membersihkan lokasi dari berbagai benda tajam maupun benda-benda lainnya yang mungkin dapat menghambat proses ini. Selanjutnya jika diperlukan, proses penyingkiran atau penggantian tanah dasar dari yang lembek menjadi material lebih baik dilakukan.
2. Gelar tanpa berkerut dan jangan diseret
Metode pemasangan geotextile non woven yang termasuk paling krusial adalah harus digelar secara rapih tanpa adanya kerutan maupun lipatan yang berlebihan. Hindari menyeret geotextile dan pastikan untuk menggelar material ini dengan arah mesin tegak lurus.
Menyeret geotextile melewati lumpur atau di atas benda tajam dapat menyebabkan kerusakan. Di atas geotextile, lapis timbunan penutup minimal setebal 200 mm harus ditempatkan antara geotextile dan roda rantai baja (track) guna menjaga ketahanannya.
Penting juga untuk membatasi ukuran dan berat alat berat di atas geotextile agar tidak lebih dari 75 mm. Tujuannya untuk mencegah peregangan material yang berlebihan. Alur pada penghamparan geotextile pertama tidak boleh dilewati alat berat maupun alat pemadat getar. Sebagai gantinya, alat penyebar tanah bisa digunakan untuk pemadatan pada hamparan timbunan pertama di atas geotextile.
Bila geotextile robek, berlubang, atau sambungannya rusak, maka area yang rusak tersebut harus diperbaiki. Tahap perbaikan mencakup proses penambalan menggunakan material geotextile dengan jenis yang sama dan ditempatkan di atas area yang mengalami kerusakan. Pastikan untuk menjahit tambalan pada semua tepi agar area yang robek tidak mudah rusak kembali.
3. Penyambungan geotextile
Proses penyambungan satu geotextile dengan geotextile lainnya bisa dilakukan dengan cara overlap (saling melewati) maupun dengan cara dijahit. Jika ingin menerapkan metode overlap, maka pastikan jarak minimal overlap-nya adalah 30 cm hingga 100 cm. Jarak minimal ini sesuai dengan kondisi tanah dasar.
Sementara itu, untuk penerapan metode penjahitan, penyambungan geotextile dapat dikerjakan langsung di lapangan memakai mesin jahit portable atau tenaga generator. Pada umumnya, proses penjahitan di lapangan dikerjakan oleh tiga sampai empat orang.
4. Penyebaran
Jika geotextile telah disambung dengan rapi, maka proses selanjutnya yang perlu dilakukan adalah penyebaran atau penempatan agregat yang sudah dipilih untuk diletakkan di atas geotextile. Anda bisa menempatkan agregat dengan mendorong maju tumpukan agregat tersebut.
Tujuan dilakukannya penempatan agregat adalah agar lapisan geotextile tidak tergilas langsung oleh roda truk pengangkut agregat maupun alat berat yang dipakai untuk meratakan. Sebab, penggunaan roda truk pengangkut agregat maupun alat berat dapat merusak lapisan geotextile.
Anda dapat menyesuaikan ketebalan agregat dengan perencanaan yang telah ditentukan. Proses pemerataan material agregat dapat dilakukan dengan menggunakan alat berat, dozer, ataupun alat-alat sejenisnya. Demi mencegah kerusakan lapisan geotextile, pastikan untuk tidak menggunakan alat berat pada lapisan agregat yang tipis.
5. Pemadatan
Pemadatan merupakan proses menambah berat volume kering oleh beban dinamis. Akibat beban dinamis tersebut, butir-butir agregat seperti kerikil dan pasir menjadi rapat satu sama lain. Pemadatan agregat dilakukan setelah agregat diratakan, menggunakan alat berat, vibrator roller, mesin giling, dan alat-alat sejenisnya.
Pengaplikasian geotextile non woven
Geotextile non woven digunakan dalam bidang teknik sipil untuk pemisahan, proteksi, dan sebagai filter dalam konstruksi. Geotextile non woven memiliki elongasi yang lebih tinggi daripada geotextile woven. Geotextile non woven bisa digunakan pada aplikasi yang beragam. Untuk lebih jelasnya, berikut sejumlah pengaplikasian geotextile non woven:
1. Filtrasi
Material geotextile non woven digunakan untuk menahan partikel tanah halus, namun tetap meloloskan air. Teknik ini mencegah partikel halus dari pencucian dan pengeringan elemen.
2. Pemisahan
Geotextile non woven digunakan untuk memisahkan dua lapisan tanah yang mempunyai distribusi ukuran partikel berbeda. Fungsinya adalah membantu mencegah tanah dasar berbutir halus dari pemompaan ke dasar jalan granular yang permeabel, sehingga mencegah dua lapisan yang berdekatan dari pencampuran struktur.
Sebagai pemisah, geotextile non woven diperlukan untuk memastikan kinerja jangka panjang dari struktur. Contoh aplikasi geotextile non woven sebagai pemisah adalah proyek pembuatan jalan, rel kereta api, dinding, bendungan, embarkasi, penghalang, dan sebagainya.
3. Drainase
Sebagai elemen pasif, geotextile non woven dipakai untuk mengangkut elemen cair atau elemen gas. Biasanya, kombinasi geo-komposit drainase digunakan untuk meningkatkan kapasitas drainase.
Itulah tadi informasi deputar fungsi geotextile dan metode pemasangannya. Bagi Anda yang masih bingung mencari material non-woven geotextile dengan kualitas baik dan dapat diandalkan, Geosinindo bisa jadi solusi tepat.
Anda bisa mendapatkan aneka material geosintetik dari Geosinindo, termasuk bahan non-woven. Tidak perlu ragu soal kualitas karena Geosinindo selalu memastikan kualitas terbaik pada produk-produk yang disediakan.
Geosinindo juga memastikan kualitas setiap bahan yang dipakai sehingga Anda bisa dengan tenang menggunakan geotextile non-woven ini. Kualitasnya terjamin karena material geosintetik didapatkan melalui serangkaian tahapan pengujian di Laboratorium Terakreditasi GAI-LAP. Semakin spesial karena Geosinindo juga menerapkan standar internasional ketat yang membuat seluruh material aman digunakan.
Berbagai material geosintetik lain juga bisa Anda temukan di Geosinindo, tidak hanya geotextile non-woven. Contohnya adalah vertical wick drain, anchorage wall, geosystem, geomembran, geogrid, material penyokong sistem drainase, hingga material keberlanjutan lingkungan.
Geosinindo juga menyediakan berbagai solusi yang melibatkan penggunaan material geosintetik . Jadi, Anda bisa mengandalkannya untuk proyek perkuatan dasar timbunan, percepatan konsolidasi, sistem lapisan kedap, konstruksi jalan, filtrasi, proteksi erosi dan garis pantai, sistem drainase, hingga hidrolik dan rekayasa kelautan.
Tak hanya menawarkan pelanggan berbagai produk geosintetik, Geosinindo juga menyediakan aplikasi, teknologi, dan teknik pemasangan tercanggih untuk mendukung setiap proyek Anda berjalan lancar. Segera dapatkan bahan geotextile non-woven dan material geosintetik lainnya hanya di Geosinindo. Jika butuh informasi lebih lanjut, klik di sini!
コメント