top of page
  • Geosinindo Team

Mengenal Stabilisasi Tanah dan 6 Metode yang Dapat Digunakan


Dalam suatu konstruksi, umumnya dilakukan stabilisasi tanah agar pembangunan tersebut bisa berjalan dengan lancar. Jika tanah tempat terjadinya konstruksi tidak stabil, maka akan membahayakan para pekerja maupun kekokohan dari bangunan yang dibuat. Dalam menstabilkan tanah, ada berbagai macam metode yang bisa dilakukan. Tapi sebelum itu, Anda harus tahu lebih dahulu pengertian stabilisasi tanah.


Apa itu stabilisasi tanah?

Pengertian stabilisasi tanah adalah cara yang dilakukan untuk membuat tanah yang sebelumnya tidak stabil menjadi stabil. Stabilisasi tanah bisa dilakukan secara fisik ataupun kimia.



Fungsi stabilisasi tanah

Stabilisasi tanah memiliki beberapa fungsi yang penting. Salah satunya adalah mencegah tanah jadi mengembang atau menyusut. Bahkan, beberapa tanah dapat berkembang hingga 10%. Tentu saja jika hal itu terjadi setelah suatu konstruksi selesai dibangun, akan menyebabkan kerusakan parah dan mungkin korban jiwa.


Selain itu, dengan melakukan stabilisasi tanah, maka tanah bisa menjadi stabil dan bisa menahan beban yang lebih besar dari sebelumnya. Sehingga umur konstruksi rencana yang berada di atasnya bisa lebih lama.


Metode stabilisasi tanah

Untuk melakukan stabilisasi tanah, ada beberapa metode yang bisa dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi. Berikut adalah beberapa di antaranya:


1. Metode polimer

Polimer adalah senyawa kimia yang tiap molekulnya bergabung membentuk suatu rantai. Dalam metode ini, polimer akan ditambahkan ke dalam tanah yang akan distabilkan. Dengan begitu, polimer akan membantu partikel tanah agar menyatu. Simpelnya, bayangkan saja jika Anda menambahkan lem pada tanah tersebut.


Metode polimer sendiri dibagi menjadi dua, yaitu polimer sintetis dan biopolimer. Polimer sintetis merupakan polimer yang dibuat secara kimiawi sehingga kurang aman bagi lingkungan, tapi memiliki daya rekat yang kuat. Sedangkan, biopolimer merupakan senyawa polimer yang dibuat secara biologis sehingga ramah lingkungan, tapi daya rekatnya tidak sekuat polimer sintetis.


2. Metode abu terbang

Abu terbang adalah hasil pembakaran batu bara untuk pembangkit listrik. Pada metode ini, abu terbang atau fly ash akan digunakan untuk meningkatkan kekuatan tanah dengan menyatukannya. Umumnya, stabilisasi jenis ini digunakan untuk bagian bawah jalan yang akan diaspal. Keuntungan utama dari penggunaan abu terbang adalah abu yang bersifat sangat kering ini akan menyerap kelembapan dalam tanah sehingga tanah jadi lebih stabil.


3. Metode klorida

Penggunaan klorida, seperti magnesium klorida atau kalsium klorida, adalah salah satu metode stabilisasi tanah yang populer. Untuk menggunakannya, Anda perlu mencampurkan air dengan klorida yang telah dipilih. Setelah itu, larutan tersebut bisa diaplikasikan dengan dua cara. Cara pertama, larutan diaduk dengan tanah yang akan dijadikan dasar pembangunan, kemudian dilakukan pemadatan. Cara kedua, larutan hanya disemprotkan ke permukaan tanah.


4. Metode enzim

Berikutnya ada metode stabilisasi tanah yang lumayan baru, yaitu dengan menggunakan enzim. Pada metode ini, formula enzim akan dicampurkan ke dalam tanah yang akan distabilisasi. Enzim ini kemudian menghasilkan reaksi biokimia yang menyebabkan mengerasnya lapisan tanah tersebut sehingga tanah jadi lebih stabil. Setelah itu, hanya perlu dilakukan pemadatan tanah. Sayangnya, metode ini tidak bisa dilakukan pada semua jenis tanah.


5. Metode mekanis

Berbeda dari metode lainnya, metode mekanis tidak membutuhkan tambahan zat apa pun, baik yang bersifat biologis maupun kimiawi. Stabilisasi tanah mekanis dilakukan hanya dengan menggunakan alat berat untuk memadatkan tanah. Dengan begitu, metode ini bisa menyebabkan kepadatan tanah bertahan lama karena tidak adanya penggunaan zat yang dapat hilang dimakan waktu. Tetapi, metode ini sudah jarang digunakan karena biayanya yang mahal dan membutuhkan waktu lama.


6. Metode geotekstil

Terakhir, ada metode stabilisasi tanah dengan menggunakan geotekstil. Ada berbagai jenis geotekstil dengan berbagai ukuran dan ketebalan yang bisa digunakan untuk menstabilkan tanah. Metode ini umumnya digunakan untuk mencegah erosi serta membuat sistem drainase.


Kelebihan dari penggunaan metode ini adalah bisa diaplikasikan pada hampir semua jenis tanah. Dan jika geotekstil berkualitas bagus, maka akan tahan lama. Contoh geotekstil yang berkualitas tinggi dan cocok untuk stabilisasi tanah adalah geotekstil dari Geosinindo.



Demikian enam metode yang bisa digunakan untuk stabilisasi tanah pada suatu konstruksi. Jangan lupa jika memilih metode geotekstil, gunakan material dari Geosinindo untuk mendapatkan kualitas tinggi. Geosinindo menyediakan produk Woven dan Non-Woven Geotextile yang memiliki daya tahan tinggi, mudah dipasang, dan tentunya berharga terjangkau. Untuk informasi lebih lanjut seputar jenis geotekstil yang tersedia, kunjungi website Geosinindo di sini!

bottom of page