top of page
  • Geosinindo Team

Apa Itu Reklamasi? Mengenal Definisi, Metode, serta Penerapannya

Diperbarui: 30 Nov 2022



Lahan yang terbatas, akan menyebabkan pengembangan pembangunan pun semakin terbatas pula. Untuk itu biasanya diperlukan perluasan lahan untuk pengembangan pembangunan yang lebih lanjut. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk perluasan lahan adalah dengan melakukan reklamasi.

Pada artikel ini akan dijelaskan apa itu reklamasi, beberapa proyek yang menggunakan metode reklamasi, serta material geosintetik apa yang cocok pada proyek reklamasi.


Apa Itu Reklamasi?

Reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa Inggris yaitu to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Lebih lanjut dijelaskan dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia Departemen Pendidikan Nasional, disebutkan arti reclaim sebagai menjadikan tanah (from the sea). Arti katareclamation diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah. Ada beberapa sumber yang mendefinisikan arti dari reklamasi yaitu sebagai berikut :

  1. Menurut Pedoman Reklamasi di Wilayah Pesisir (2005), reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase.

  2. Peraturan Menteri Perhubungan No PM 52 Tahun 2011 menyebutkan bahwa, reklamasi adalah pekerjaan timbunan di perairan atau pesisir yang mengubah garis pantai dan atau kontur kedalaman perairan.

  3. Berdasarkan Pedoman Pengembangan Reklamasi Pantai dan Perencanaan Bangunan Pengamanannya (2004), reklamasi pantai adalah meningkatkan sumberdaya lahan dari yang kurang bermanfaat menjadi lebih bermanfaat ditinjau dari sudut lingkungan, kebutuhan masyarakat dan nilai ekonomis.

  4. Menurut Perencanaan Kota (2013), reklamasi sendiri mempunyai pengertian yaitu usaha pengembangan daerah yang tidak atau kurang produktif (seperti rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa pasang surut gambut maupun pantai) menjadi daerah produktif (perkebunan, pertanian, permukiman, perluasan pelabuhan) dengan jalan menurunkan muka air genangan dengan membuat kanal – kanal, membuat tanggul/ polder dan memompa air keluar maupun dengan pengurugan.

  5. Berdasarkan Modul Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi (2007) adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai, daerah rawa-rawa, di lepas pantai/di laut, di tengah sungai yang lebar, atau pun di danau.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa reklamasi pantai adalah upaya peningkatan kegunaan daerah pantai untuk keperluan perumahan, pertanian maupun perluasan wilayah.


Sejarah Reklamasi

Salah satu proyek reklamasi skala besar paling awal adalah Beemster Polder di Belanda yang direalisasikan pada tahun 1612. Saat itu, Beemster Polder dikeringkan selama periode 1609 hingga 1612.

Polder yang membutuhkan 70 km2 tanah ini telah melestarikan lanskap ladang, jalan, kanal, tanggul, dan pemukiman yang tertata rapi, ditata sesuai dengan prinsip perencanaan klasik dan Renaisans. Jaringan kanal diatur sejajar dengan jaringan jalan di Beemster.

Sementara di Hong Kong, terdapat proyek Reklamasi Praya yang membutuhkan 20-24 hektar tanah pada tahun 1890 dengan dua tahap konstruksi. Ini merupakan salah satu proyek reklamasi paling ambisius selama era Kolonial Hong Kong.

Berbeda halnya dari Jepang di mana sekitar 20% lahan di wilayah Teluk Tokyo telah direklamasi, salah satunya adalah pulau buatan Odaiba. Di belahan dunia lain, Gibraltar dan Monako juga berkembang karena reklamasi lahan. Bahkan ternyata sebagian besar Kota Rio de Janeiro, Brazil juga dibangun di atas tanah reklamasi, seperti halnya Wellington, Selandia Baru.


Contoh Proyek Reklamasi di Dunia

Reklamasi tanah telah terjadi selama berabad-abad di negara-negara dataran rendah seperti Belanda, di mana sekitar 17% dari tanah negara tersebut saat ini telah direklamasi dari laut atau danau. Proyek reklamasi lahan skala besar begitu populer di tempat-tempat yang memiliki banyak pantai, tapi tidak cukup daratan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sekitar.

Nah, proyek-proyek reklamasi dapat menciptakan daratan dari lautan untuk segala macam kegunaan, mulai dari pembangunan perumahan hingga kepulauan hiburan yang penuh dengan hotel, restoran, teater, dan pertokoan. Berikut beberapa contoh proyek reklamasi di dunia:


1. Palm Jumeirah, Dubai

The Palm adalah situs reklamasi lahan berbentuk seperti pohon palem raksasa yang membentang ke Teluk Persia. Pulau buatan manusia ini dikelilingi oleh pemecah gelombang sepanjang 11 km.

Di dekatnya, sebuah proyek reklamasi tanah yang lebih besar bernama The World dirancang seperti peta bumi, dengan pulau-pulau individual yang mewakili setiap negara. Pekerjaan pengerukan dimulai pada tahun 2003 dan walaupun konstruksi sempat terhenti selama krisis keuangan global tahun 2008, banyak pulau sekarang dimiliki secara pribadi.

Proyek ini mereklamasi tanah sebesar 5,6 km2. Hasilnya, Palm Jumeirah kini menjadi salah satu tujuan wisata paling populer di Timur Tengah berkat desainnya yang unik.


2. Lantau Tomorrow Vision, Hong Kong

Hong Kong adalah salah satu negara terpadat di dunia dan membutuhkan lebih banyak ruang untuk menampung populasinya yang terus bertambah. Lantau Tomorrow Vision adalah proyek reklamasi lahan besar yang akan membuat pulau buatan di lepas pantai Pulau Lantau.

Biaya proyek yang sangat tinggi membuat proyek yang mereklamasi tanah seluas 18 km2 ini mengundang kritik, dengan 40% penduduk Hong Kong menentang rencana tersebut. Di sisi lain, CEO Hong Kong Carrie Lam mengklaim dapat menyediakan hingga 1,1 juta rumah baru.

Pengadilan Tinggi di Hong Kong baru-baru ini menolak permohonan seorang jurnalis lokal untuk peninjauan kembali proyek tersebut. Saat ini, Lantau Tomorrow Vision masih jauh dari selesai. Kawasan ini baru dapat dihuni pada tahun 2034.


3. The Great Garuda, Indonesia

Jakarta, kota yang menurut survei akan paling cepat tenggelam di dunia, membuat rencana pada tahun 2014 untuk mengatasi kenaikan permukaan air laut dan penurunan muka tanah. Proyek yang disebut The Great Garuda ini bertujuan menciptakan 17 pulau buatan di lepas pantai utara.

Empat pulau telah dibuat, tapi pekerjaan dihentikan karena penentangan terhadap proyek tersebut. Oposisi datang dari komunitas nelayan, yang pendapatannya berkurang drastis akibat polusi yang ditimbulkan oleh pekerjaan reklamasi lahan.

Pada tahun 2017, Jakarta memilih gubernur baru dan izin untuk membuat 13 pulau yang tersisa dicabut pada tahun berikutnya. Pengerjaan The Great Garuda yang akan mereklamasi lahan 12,5 km2 telah dihentikan untuk saat ini. Sebuah proyek yang lebih kecil, disebut NCICD II, saat ini sedang berlangsung dengan fokus murni pada pertahanan banjir.


4. Eko Atlantic City, Lagos, Nigeria

Eko Atlantic City mencakup properti perumahan, komersial, dan keuangan dalam sebuah proyek yang menggabungkan perlindungan pantai dan perluasan kota. Tujuan proyek reklamasi seluas 10 km2 ini adalah menyediakan perumahan bagi 250.000 orang.

Proyek ini punya tembok laut sepanjang 8,5 km, dijuluki Tembok Besar Lagos, untuk melindungi ibu kota Nigeria dari erosi pantai dan naiknya permukaan laut. Tapi, reklamasi ini dikhawatirkan menciptakan perubahan aliran air yang memicu erosi besar di beberapa daerah sekitarnya.

Kelompok lingkungan mengklaim pengerukan dari dasar laut membuat penduduk setempat lebih rentan terhadap gelombang badai. Namun, konstruksi di atas tanah saat ini masih berjalan baik, dengan Eko Pearl Towers 33 lantai selesai dibangun pada tahun 2020.


5. Marina Bay, Singapura

Pekerjaan reklamasi lahan seluas 3,6 km2 untuk menciptakan real estate tepi laut di Singapura ini dimulai pada tahun 1969 dan selesai pada tahun 2000-an. Area Marina Bay sangat populer di kalangan penduduk dan pengunjung sebagai tempat Marina Bay Sands tiga menara yang terkenal. Hingga kini, Marina Bay telah menjadi salah satu tujuan utama negara untuk restoran, hotel, dan atraksi.


Apa Tujuan Reklamasi?

Reklamasi lahan adalah proses pembuatan lahan baru secara artifisial yang bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:

  • Mengeringkan daerah berlumpur.

  • Mengisi badan air yang ada seperti lautan, laut dan dasar sungai.

Lahan baru yang tercipta ini disebut lahan reklamasi. Tujuan reklamasi lahan sendiri adalah menciptakan lahan baru untuk perumahan, pertanian, dan industri.

Kota-kota pesisir biasanya banyak memiliki lahan reklamasi untuk meningkatkan kapasitas perumahan dan membangun pelabuhan. Di kawasan yang lebih kering, lahan yang tidak dapat digunakan biasanya akan direklamasi untuk mendukung pertanian lokal dan meningkatkan irigasi.


Kegunaan Reklamasi

Tentunya praktik reklamasi dilakukan bukan tanpa alasan. Tujuan reklamasi tidak terlepas dari berbagai kegunaannya berikut ini:


1. Pulau buatan

Umumnya, perluasan lahan merupakan tujuan utama reklamasi seiring dengan jumlah lahan yang semakin berkurang di kota-kota besar. Lahan yang semakin terbatas perlu diperluas untuk bisa mengatasi pesatnya peningkatan penduduk.

Lewat pulau buatan yang dihasilkan dari reklamasi, penduduk dapat memiliki tempat tinggal yang dibutuhkan. Hal ini juga menjadi solusi untuk mengoptimalkan fungsi daerah perairan yang tidak digunakan.


2. Agrikultur

Area di sekitar gelombang yang besar pada daerah pesisir sering kali mengalami kerusakan. Untuk memperbaiki area ini, reklamasi dilakukan dengan tujuan memulihkan kondisi pesisir. Reklamasi juga termasuk upaya perlindungan dalam menghindari kerusakan ke depannya.


3. Restorasi pantai

Dengan melakukan reklamasi, erosi pada pesisir pantai juga dapat dicegah. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena erosi bisa menimbulkan dampak buruk. Reklamasi dapat dilakukan pada area yang terancam agar bisa lebih kuat untuk mencegah terjadinya erosi.


Metode-metode Reklamasi yang Umum Digunakan

Metode yang digunakan untuk reklamasi lahan idealnya berbeda, tergantung pada topografi di sekitarnya, ketersediaan sumber daya, dan hukum setempat. Berikut beberapa metode reklamasi yang umum digunakan:


1. Infilling

Infilling adalah metode reklamasi lahan yang paling umum digunakan. Praktik ini melibatkan pengisian area reklamasi dengan sejumlah besar batu kering dan tanah.


2. Pengerukan tanah

Dalam metode ini, sedimen dan puing-puing dikeluarkan dari dasar air untuk menghilangkan sedimentasi alami yang terjadi dan terakumulasi dari waktu ke waktu di pelabuhan yang dibuat secara artifisial.


3. Pengurasan

Pengurasan buatan merupakan metode yang biasa dilakukan pada lahan basah yang terendam. Umumnya, metode ini dipraktikkan untuk mendukung kebutuhan pertanian karena tanahnya subur dan kaya nutrisi. Di Belanda, proses pemompaan air dari rawa-rawa dikenal dengan istilah pondering.


4. Reklamasi lahan kering dengan irigasi

Untuk reklamasi lahan di daerah kering dan semi-kering, sistem pemompaan dibuat untuk membawa air ke lahan kering agar lebih subur. Ini biasanya dilakukan untuk pertanian. Contohnya dapat ditemukan di gurun Timur Tengah dan Lembah Columbia.


Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan Reklamasi

Walau tujuan reklamasi sebetulnya positif, tetap saja ada sejumlah hal yang penting untuk Anda perhatikan sebelum melakukan reklamasi, yaitu:


1. Dampak negatif reklamasi

Hal pertama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan reklamasi adalah dampak negatifnya. Sudah banyak para ahli yang meneliti efek potensial dari pengerukan dan pengendapan tanah pada ekosistem lokal. Salah satu dampak negatif yang ditemukan adalah mengaduk kontaminan yang telah terkubur dalam selama bertahun-tahun sehingga mengurangi kejernihan air.

Dampak negatif tersebut dapat menyebabkan flora dan fauna laut mati, terutama karang dan rumput laut. Contohnya seperti yang terjadi di Cina Selatan. Citra satelit terbaru bahkan menunjukkan bahwa sekitar 28 terumbu karang menghilang dari muka bumi.

Kondisi ini membuat rencana Dubai membangun pulau buatan mewah, The World Islands, menjadi perhatian para pencinta lingkungan di seluruh dunia karena dampaknya terhadap ekosistem laut. The World Islands terdiri dari 300 pulau individu yang dimaksudkan untuk menarik orang-orang terkaya di dunia agar bisa bersantai di “surga pribadi” mereka sendiri.


2. Daya dukung lingkungan

Di Indonesia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta punya rencana pembangunan proyek reklamasi di Teluk Jakarta. Tujuannya adalah mengurangi kepadatan penduduk dan menata kota.

Untuk mencapai tujuan tersebut dengan baik, Pemprov DKI Jakarta diharapkan punya data tentang target jumlah penduduk yang tinggal dan akan datang ke Jakarta. Pemprov DKI juga harus punya data akurat mengenai rencana jumlah penduduk yang akan menempati pulau reklamasi.

Hal ini penting untuk diperhatikan karena saat melakukan penataan kota, setidaknya ada dua hal yang dibutuhkan. Pertama, daya dukung lingkungannya. Kedua, berapa orang yang bisa tinggal.

Berdasarkan kedua hal tersebut, jumlah pola ruang hunian yang akan dibangun dapat ditentukan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan sekitar. Penting untuk mengetahui jumlah target penduduk yang akan datang ke Jakarta dan yang akan tinggal di pulau reklamasi agar kepadatan penduduk juga terjadi di pulau reklamasi.


Bagaimana Cara Membuat Pulau Reklamasi?

Cara membuat pulau reklamasi bisa dilakukan dengan beberapa metode berikut ini:


1. Sistem polder

Sistem polder merupakan cara reklamasi dengan membuang air di area tertentu menggunakan pompa air. Proses ini dilakukan setelah pelaksana reklamasi membangun tanggul kedap air agar airnya tak kembali lagi.

Dalam cara membuat pulau reklamasi ini, lahan dibagi beberapa petak dengan parit guna mengalirkan air menuju parit utama. Air tersebut kemudian dipompa ke ke laut. Umumnya, metode reklamasi ini memakai backhoe dredger dan cutter suction dredger.


2. Sistem timbunan

Sistem timbunan dilakukan dengan cara menimbun area perairan pantai menggunakan tanah hingga permukaan lahan berada di atas permukaan air. Ada dua cara dalam melakukan prosedur timbunan ini, yaitu:

  • Hydraulic-fill - Membuat tanggul terlebih dahulu sebelum melakukan pengurugan.

  • Blanket-fill - Proses pengurugan tanah dilakukan lebih dulu, lalu tanggul dibuat dalam galian tepi.

3. Kombinasi polder dan timbunan

Reklamasi juga bisa dilakukan dengan sistem kombinasi polder dan timbunan. Metode ini dilakukan dengan memompa air dan menimbun lahan. Tanah diurug hingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Tujuannya adalah agar permukaan air laut dan area reklamasi hampir tidak mempunyai perbedaan.


4. Sistem drainase

Cara membuat pulau reklamasi yang terakhir adalah dengan sistem drainase. Sistem ini biasanya dilakukan pada wilayah pesisir yang datar dan relatif rendah dari wilayah sekitarnya, namun dengan elevasi permukaan tanah yang masih lebih tinggi dari elevasi permukaan air laut.


Apa Saja Material yang Dibutuhkan?

Di samping penggunaan teknologi yang tepat sesuai kondisi perairan, memilih material reklamasi juga penting. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam proyek reklamasi adalah jenis material, volume kebutuhan material, lokasi sumber material, waktu yang tersedia, dan biaya.

Umumnya, material reklamasi yang digunakan adalah pasir, batu, dan tanah. Sumber material tersebut bisa berasal dari daratan maupun dasar laut.


1. Sumber material daratan

Sumber material daratan dapat berupa bukit atau deposit datar. Umumnya, sumber material bukit berupa batuan beku (andesit) dan tanah urugan (soil cover), sedangkan sumber deposit datar pada umumnya berupa material pasir (endapan alluvial).

Penggalian sumber material dari bukit dapat dilakukan dengan bantuan wheel-dredger. Wheel-dredger adalah alat pengeruk yang terpasang pada suatu roda yang diputar.

Sementara itu, material dari deposit datar digali menggunakan alat penggalian, seperti excavator. Setelah bahan digali dengan wheel-dredger, bahan tersebut diangkut dengan menggunakan ban berjalan (belt conveyor) menuju ke lokasi lahan reklamasi.


2. Sumber timbunan yang berlokasi di laut

Material jenis ini berupa pasir endapan di dasar laut. Umumnya, alat cutter suction dredger digunakan untuk mengambil pasir endapan di dasar laut dalam kapasitas besar. Hasilnya akan dimuat di kapal itu sendiri (hopper dredger) atau ke tongkang untuk dibawa ke lokasi tempat material tersebut akan dipompakan ke lahan yang akan diurug.


Geosintetik sebagai Material Reklamasi

Ada beberapa kendala yang mungkin ditemukan dalam pekerjaan reklamasi, yaitu:

  • Tanah dasar yang lunak dengan daya dukung yang rendah.

  • Potensi penurunan konsolidasi yang besar dan lama.

  • Gelombang laut yang tinggi dengan potensi memicu abrasi, baik selama masa konstruksi maupun masa pelayanan.

Sebagai solusi terhadap beberapa masalah tersebut, material geosintetik bisa digunakan. Salah satu alternatif material pendukung ini cocok bagi pekerjaan reklamasi di Indonesia.

Penggunaan geosintetik dinilai lebih ideal dibandingkan metode konvensional. Sebab, penggunaan geosintetik dapat memberikan kemudahan dan berbagai keuntungan dalam proyek reklamasi. Berikut sejumlah keuntungan dari pemakaian material geosintetik untuk reklamasi pantai dengan kondisi tanah dasar cenderung lunak:

  • Pelaksanaan pekerjaan yang lebih cepat.

  • Pengurangan kehilangan material timbunan ke dalam tanah dasar yang lunak.

  • Biaya pemeliharaan yang lebih rendah.

Untuk mendapatkan material geosintetik berkualitas baik, Anda bisa mengandalkan Geosinindo yang hadir sebagai solusi. Geosinindo menyediakan aneka material geosintetik dengan kualitas premium yang tidak perlu diragukan. Material geosintetik dihasilkan lewat sebuah proses pengujian di Laboratorium Terakreditasi GAI-LAP.

Dengan adanya proses pengujian di Laboratorium Terakreditasi GAI-LAP ini, setiap produk Geosinindo memiliki kualitas sesuai spesifikasi dan bisa dipercaya. Lebih jauh, Geosinindo juga menerapkan standar internasional ketat untuk membuat seluruh material yang dihasilkan aman dan telah melalui proses produksi yang tepat.

Terdapat sejumlah material geosintetik yang juga bisa Anda temukan di Geosinindo. Misalnya seperti geomembran, geotekstil komposit, geogrid, geosystem, material penyokong sistem drainase, vertical wick drain, anchorage wall, hingga material keberlanjutan lingkungan.


Geosinindo pun menyediakan sejumlah solusi yang melibatkan penggunaan material geosintetik. Contohnya seperti proyek konstruksi jalan, filtrasi, perkuatan dasar timbunan, percepatan konsolidasi, sistem lapisan kedap, proteksi erosi dan garis pantai, sistem drainase, hingga hidrolik dan rekayasa kelautan.

Selain menyediakan produk geosintetik, Geosinindo juga menawarkan aplikasi, teknologi, dan teknik pemasangan canggih untuk mendukung kelancaran proyek reklamasi. Jadi, tunggu apa lagi? Segera dapatkan material geosintetik yang Anda butuhkan untuk reklamasi maupun keperluan lainnya di Geosinindo. Dapatkan informasi lebih lanjut yang Anda butuhkan dengan cara klik di sini.




bottom of page